20180412_203559-01

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Islamabad mengadakan pertemuan WNI dengan wali kota Surabaya Tri Rismaharini pada Jumat (14/03) lalu. Kunjungan wali kota Surabaya yang akrab dipanggil Risma ini dalam rangka mempromosikan persiapan kota Surabaya sebagai tuan rumah United Cities and Local Government Asia Pasific (UCLG ASPAC). Kedatangannya ke Islamabad kali ini dimanfaatkan KBRI islamabad untuk membagikan pengalamannya selama menjadi wali kota, sekaligus menyambut hari kartini.

Risma kerap ramai diperbincangkan di media apalagi sejak ia mulai menjabat sebagai wali kota. Sosok pemimpin perubahan ibu kota Provinsi Jawa Timur ini mendapatkan puluhan penghargaan yang luar biasa baik di kancah nasional maupun internasional. Siapakah sosok pemimpin wanita yang membanggakan Indonesia ini?

Dr. (HC) Ir. Tri Rismaharini, MT yang akrab dipanggil Risma lahir di Kediri, Jawa Timur pada 20 November 1961 adalah Wali Kota Surabaya yang menjabat sejak 17 Februari 2016 sebagai wanita pertama yang terpilih sebagai Wali Kota Surabaya sepanjang sejarah dan merupakan kepala daerah perempuan pertama di Indonesia yang berulang kali masuk dalam daftar pemimpin terbaik dunia. Sebelum menjadi wali kota, Risma menjabat sebagai Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya dan Kepala Badan perencanaan Kota Surabaya hingga tahun 2010.

Ia meraih gelar sarjana jurusan Arsitektur di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya pada tahun 1987. Kemudian melanjutkan pendidikan pascasarjana Manajemen Pembangunan Kota di Institut yang sama dan lulus pada tahun 2002. pada Maret 2015 Risma mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari ITS dalam bidang Manajemen Pembangunan Kota di jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan.

Diantara banyaknya prestasi Risma yang diakui dunia adalah, ia dinobatkan sebagai walikota terbaik ke-3 di dunia versi World City Mayors Foundation atas keberhasilannya mengubah Kota Surabaya menjadi kota hijau yang tertata rapi, sebagai figur yang antusias mempromosikan kebijakan ekonomi, sosial, dan lingkungan secara nasional maupun internasional.

Pada Maret 2015 nama Tri Rismaharini masuk dalam jajaran 50 tokoh berpengaruh di dunia versi majalah Fortune bersama tokoh-tokoh lain seperti CEO Facebook Mark Zuckerberg, Perdana Menteri India Narendra Modi dan lainnya.

Sejak Risma resmi dilantik menjadi Wali kota Surabaya, perkembangan Kota Surabaya yang stagnan menanjak drastis terlihat dari berbagai empat piala adipura kencana berturut sejak tahun 2011-2014 untuk kategori kota metropolitan, serta adipura paripurna pada tahun 2016. Tidak hanya sampai disitu, Surabaya menjadi kota terbaik se-Asia Pasifik 2012 versi Citynet menyisihkan 800 kota lainnya di seluruh Asia Pasifik.

Deretan penghargaan tersebut didapat berdasarkan program pembangunan dan penataan infrastruktur kota. Menata ulang lahan-lahan mati yang kemudian dapat dirubah menjadi taman-taman indah yang dapat dinikmati oleh masyarakat maupun pengunjung luar kota. Risma dinilai berhasil melakukan banyak terobosan luar biasa di Surabaya tentang lingkungan, mengubah kota besar dengan jutaan penduduk penuh polusi dan kemacetan menjadi kota metropolitan yang tertata kaya akan taman lanskap dan daerah hijau lainnya.

Dalam penyampainnya selama sesi dialog, Risma menyatakan bahwa dari segala pencapainnya yang sudah ia raih hingga saat ini sebagai pemerintah daerah adalah bukan karena latar belakang pendidikannya sebagai Arsitek ataupun Manajemen Pembangunan Kota. Membangun kota surabaya bukan hanya tentang memahamai manajemen tata letak yang baik, akan tetapi bagaimana memastikan bahwa seluruh warga yang tinggal di wilayahnya hidup terjamin dan sejahtera. Memposisikan pejabat publik untuk melayani masyarakatnya dengan baik.

Setiap malam setelah selesai jam kerja, Risma mengaku bahwa ia selalu keliling kota Surabaya sebelum kembali ke rumah, memeriksa satu-persatu kondisi warganya mulai dari pedagang kaki lima, tukang becak, hingga diikuti sampai memastikan mereka benar-benar kembali ke rumah bersama keluarganya. Jika ia menemukan warganya yang tidak memiliki tempat tinggal, ia tanya satu-persatu, kondisi keluarganya, bagaimana ia menyambung hidup sehari-hari, dan sebagainya. Ia juga memberikan tempat tinggal yang layak bagi mereka yang membutuhkan, bahkan sampai saat ini pemerintah daerah Surabaya menjalankan program pemberian 26.000 makan gratis untuk warga miskin setiap harinya. Memberikan jaminan kesehatan dalam bentuk BPJS, membebaskan biaya sekolah bagi anak-anak yang kurang mampu bagaimana membuat warga Surabaya terdidik tanpa alasan beban finansial.

Motivasi utama yang menggerakkan Risma untuk tetap giat melayani masyarakat adalah tanggung jawabnya kelak dimata Allah sebagai pemimpin. Dimatanya, sederet penghargaan sama sekali tidak ada apa-apanya dibanding kepuasan masyarakat atas kinerjanya dan kesejahteraan mereka. “Yang paling berat adalah tanggung jawab saya dalam memastikan warga saya sejahtera atau tidak. Karena itulah yang nanti kelak ditanya oleh Allah. Saya takut ketika nanti di padang makhsyar, para warga yang terdzolimi menjadi penghalang saya untuk melewati shiraatal mustaqim dan masuk surga” ungkapnya.

Diantara cara cerdas wali kota kelahiran Kediri ini dalam mengumpulkan data serta survei kondisi kesejahteraan, memeriksa ketertiban baik transportasi maupun lingkungan setiap warganya ialah dengan mengerahkan setiap camat untuk mendata berikut masing-masing staff serta menggunakan teknologi berbasis aplikasi yang dapat digunakan untuk memeriksa Kota Surabaya secara real-time. Setiap sudut kota surabaya dipasang cctv khusus sehingga wali kota dapat melihat seluruh aktifitas dimanapun ia berada. Termasuk pelanggaran lalu lintas, polisi lalu lintas tetap dapat memberlakukan hukuman berdasarkan bukti pelanggaran yang ia dapat dari kamera dan langsung memberikan surat tilang ke alamat tertera.

Dalam penertiban kota, pemerintah kota selalu memberikan solusi cerdas untuk masyarakat yang berada di lokasi penertiban—penggusuran—atau relokasi tempat usaha bagi Pedagang Kaki Lima (PKL) yang mengganggu aktivitas transportasi utama dengan berjualan di trotoar pejalan kaki sebagai salah satu penyebab kemacetan. Hal ini dapat diatasi dengan menyediakan rumah susun untuk warga yang berada di daerah tersebut dan memusatkan Pedagang Kaki Lima di sentral PKL agar tidak mengganggu hak pengguna jalan lainnya. Menurut saya, tindakan seperti inilah yang dibutuhkan dan harus dicontoh oleh pemimpin daerah lainnya dengan memberikan win-win solution sebelum mengeksekusi tanpa memberikan solusi yang ada.

Konsep serupa dapat ditemukan ketika Risma berhasil menutup praktek prostitusi terbesar di Asia Tenggara; Gang Dolly. Pihak pemerintah kota belum bisa menutup secara langsung sebelum mengumpulkan mengkalkulasi data yang ada sebelum menemukan solusi yang tepat untuk proses penutupan dan dampak yang akan terjadi pasca-penutupan. Akhirnya, Gang Dolly kini disulap menjadi deretan industri kreatif dengan memproduksi berbagai macam produk lokal mulai dari sepatu, konveksi, produk makanan ringan hingga telur asin dan produk lainnya. Deretan industri rumahan ini kini mencapai omzet hingga ratusan juta rupiah yang didapat dengan hasil yang bersih hingga saat ini.

Kendati demikian, Tri Rismaharini adalah sosok walikota yang hebat, sebagai pemimpin, pun juga sebagai isteri bagi seorang suami dan ibu bagi anak-anaknya. Baginya, suami adalah tetap kepala keluarga meskipun ia menjabat sebagai wali kota dan tetap sebagai isteri ketika di rumah. Mendidik anaknya dengan baik, serta tetap melaksanakan kewajibannya sebagai isteri bagi suaminya seperti merapihkan pakaian suami hingga ia kembali. Risma adalah teladan bagi siapapun yang memiliki tanggung jawab besar untuk melayani rakyatnya maupun masyarakat pada umumnya.

2 Replies to “Tri Rismaharini: Melayani Masyarakat karena Allah”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.