The-Top-Ten-Special-Education-Posts-of-All-Time
Source: google image

Belajar di pakistan sebagai Mahasiswa dan penuntut ilmu memiliki posisi yang sangat unik dan menyenangkan tentunya, disini seorang Mahasiswa dituntut untuk tetap produktif dan semangat di tengah kondisi Pakistan sendiri yang cukup nyaman untuk belajar baik sebagai sesama Mahasiswa Indonesia mapun dengan mahasiswa lokal. Kegiatan mereka pun tidak hanya seputar belajar di kelas dan menghadiri halaqah saja, akan tetapi turut berpartisipasi di bidang ke organisasian baik dalam Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) maupun di Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM).

Keikutsertaan para mahasiswa dalam keorganisasian ini sebagai wadah dan sarana latihan bagi mereka semua kelak kembali ke tanah air dan rumah masing-masing, di organisasi mereka belajar bagaimana bergaul, mengorganisir sebuah acara, mengajak orang lain, bahkan komunikasi dan diplomasi terhadap KBRI misalnya dapat kita temukan didalamnya, tinggal bagaimana masing-masing mahasiswa menyikapi hal tersebut, tergantung kemauan mereka sendiri.

Sayang rasanya kalau kegiatan dengan ilmu yang begitu luas didalamnya disia-siakan seperti itu begitu saja, mungkin kita semua telah belajar berorganisasi dulu ketika di pondok yang bahkan sampai dengan skala bertaraf Nasional hingga Internasional. Akan tetapi, kepuasan terhadap sesuatu yang telah kita dapat dalam organisasi seharusnya tidak hanya berhenti sampai di situ saja. Pisau setajam apapun akan berkarat kalau tidak digunakan dan diasah dengan maksimal, begitu pula dengan pengalaman-pengalaman serta cekatannya seorang mahasiswa dalam berorganisasi, kelincahan dalam negosisasi, serta menjalin hubungan antar sesama akan hilang karatan seiring berjalannya waktu jika tidak diasah dan digunakan dengan baik.

Semangat dalam diri seorang mahasiswa pun sebenarnya juga berbeda-beda, sehingga tidak bisa dipukul rata dan dipaksakan untuh bergelut dalam tempat yang bukan ketertarikan mereka. Alih-alih menjadikannya sebagai media latihan dan belajar malah berbanding terbalik jika dipaksakan begitu saja apalagi tanpa persetujuan dengan pihak tersebut. Ada yang semangat dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat fisik seperti sepak bola, hiking dsb. Yang sama sekali tidak pernah hadir dalam kegiatan diskusi ilmiah. Begitupula sebaliknya, ada yang aktif dan selalu hadir dalam kajian yang bersifat ilmiah akan tetapi sama sekali tidak pernah hadir di kegiatan fisik dan lainnya. Stereotip tipikal mahasiswa yang seperti ini harus di asah dan dikembangkan di bidangnya masing-masing, sehingga mengetahui point of interest seorang mahasiswa sebelum terjun dalam ke-organisasian adalah hal yang harus diperhatikan.

Siap memimpin dan siap dipimpin. Adalah postulat yang sering kita dengar dan memang benar adanya. Kesiapan seseorang sebagai posisi pemimpin maupun sebaliknya menjadi landasan dasar yang akan mengacu dan membawa arah haluan bahtera organisasi yang akan dibawa dengan tujuan yang bermacam-macam tentunya. Kesiapan yang harus ada dalam diri seorang calon pemimpin maupun merka yang akan dipimpin yang telah memberikan kepercayaannya terhadap pemimpin yang akan mereka pilih sebagai dasar organisasi tersebut. Seorang pemimpin dituntut untuk cekatan, cerdas, dan tepat dalam mengambil keputusan dan kebijakan, memberikan solusi cerdas yang pas di setiap datangnya permasalahan dan lain sebagainya. Insting tajam yang harus ada dalam diri pemimpin seperti ini pun dapat bersama-sama dilatih seiring berjalannya organisasi yang diawali dengan kesiapan masing-masing individu sebagai sarana belajar bersama.

Keikut sertaan mahasiswa dalam keorganisasian pun sebenarnya bukan malah membuat mereka rugi baik dari segi waktu maupun pikiran seperti apa yang terlintas dalam benak awal terhadap keorganisasian jika dilihat dari padatnya kegiatan dan permasalahan yang ada. Akan tetapi justru sebaliknya, benih yang harus ditanam sekarang selagi masih ada waktu tidak bisa ditunda-tunda kalau tidak dilaksanakan sekarang sebagai sarana pembelajaran kapan lagi? Sekarang adalah waktunya belajar tanpa harus menolak dengan ratusan alasan untuk menolak bahwa organisasi bukan lah hal yang penting. Jangan jadi orang yang kalah sebelum memulai yang punya banyak alasan untuk tidak mengindahkan apa yang nyatanya penting dan baik untuk kita semua.

One Reply to “Banyak Alasan, Ciri Orang Kalah”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.